Di kalangan orang-orang Jawa Tengah, alas Roban memang masih menyimpan sejumlah misteri tersendiri. Tak pelak, beberapa
orang yang melintasi di jalan raya hutan yang berada di sekitaran
Batang - Jawa Tengah ini kerap mendapatkan cerita aneh.
Cerita Horor
Orcha
Membagi informasi
Kamis, 20 Desember 2012
Rabu, 21 November 2012
Eleonora
Aku berasal dari kaum yang terkenal dengan semangatnya yang membara dan
hasrat yang menggebu. Orang-orang menyebutku gila; namun pertanyaan yang
muncul belum kunjung terjawab, apakah kegilaan merupakan kecerdasan
yang tertinggi atau bukan - apakah begitu menganggungkan - apakah begitu
mendalam - semua tidaklah tumbuh dari pikiran semata, namun berasal
dari puncak tertinggi kekuatan intelektual. Mereka yang bermimpi di
siang hari memiliki kesadaran lebih tinggi terhadap berbagai hal yang
luput dari pandangan mereka yang hanya sanggup bermimpi di malam hari.
Dalam pandangan mereka yang kelabu mereka menangkap sekilas keabadian
dan getaran-getaran, dan dalam terbangun, mereka sadar telah berada di
tepi rahasia besar. Dalam sekejap, mereka mampu memahami kebaikan yang
diajarkan oleh kebijaksanaan dan hanya sedikit pengetahuan mengenai
keburukan yang mereka resapi. Meskipun demikian, mereka tampaknya
mengarungi samudera “cahaya tak terlukiskan” yang begitu luas membentang
tanpa penunjuk arah atau tanpa kayuh, persis seperti petualangan ahli
geografi Nubian, “agressi sunt mare tenebrarum, quid in eo esset exploraturi.”
Eleonora
Kucing Hitam
Dari narasi terliar namun sederhana yang hendak kukisahkan ini, aku sama
sekali tidak berharap atau meyakini apapun. Aku pasti gila bila
mengharapkan sesuatu, karena jelas-jelas seluruh akal sehatku telah
menolak bukti-bukti yang ada. Aku masih waras – dan yang pasti, aku
tidak sedang bermimpi. Aku paham, kematian akan menjemputku esok, untuk
itu aku akan melepaskan seluruh beban jiwaku hari ini. Keinginan
terbesarku adalah hidup di atas bumi ini secara sederhana, tanpa beban
dan tanpa keluhan; hanya menjalani rangkaian peristiwa kehidupan yang
biasa-biasa saja. Keinginanku ini telah banyak mendatangkan kengerian
tersendiri bagiku – menyiksaku, menghancurkanku. Namun aku tak ingin
menceritakannya di sini. Bagiku, semua itu adalah kisah horor dalam kehidupanku – meskipun bagi sebagian orang mungkin kisahku tak sebanding dengan kisah-kisah begaya baroque yang hebat.
Kucing Hitam
Detak Jantung dan Hati yang Meracau
Memang benar! Aku gelisah, sangat-sangat gelisah pada waktu itu --
sekarang pun masih. Namun, mengapa kalian menyebutku gila? Rasa sakit
menajamkan inderaku, bukan melemahkannya. Apalagi, membuatnya tumpul.
Dibanding indera lainnya, indera pendengaranku paling tajam. Aku
mendengar semua hal di langit dan di bumi. Aku mendengar suara di
neraka. Bagaimana bisa aku disebut gila? Dengarlah! Kalian akan tahu
betapa warasnya aku. Betapa tenangnya aku. Akan kuceritakan kepada
kalian seluruh detail kejadiannya.
***
***
Detak Jantung dan Hati yang Meracau
Pembunuhan di Rue Morgue
Ketika sedang menghabiskan musim panas di Paris, di sanalah saya bertemu
dengan Auguste Dupin. Dia seorang anak muda yang cerdas dan juga
pencinta buku. Pertemuan kami yang pertama berlangsung di perpustakaan.
Kami selalu bertemu dan akhirnya berkawan. Dupin banyak memperlihatkan
kepada saya pemandangan-pemandangan indah kota Paris, di saat kami
menghabiskan waktu sepanjang sore.
Pembunuhan di Rue Morgue
Misteri Angka 999
ANGKA
999, adalah angka yang cantik. Dalam kosmologi numerologi, sembilan
adalah angka tertinggi, apalagi jika berjejer hingga tiga deret. Dalam
primbon jawa, gunggung (jumlah) angka sembilan, yakni 9 + 9 = 18,
adalah neton (hitungan) tertinggi, angka 18 jatuh pada hari Sabtu,
dengan pasaran Pahing, jadi angka 18 jatuh pada Sabtu Pahing.
Misteri Angka 999
Misteri Angka 999
Lukisan Nona Lucy
Akhirnya.
Setelah bertahun-tahun menjalani pendidikan khusus, aku pun berhasil mendapatkan kesempatan mengabdi kepada keluarga bangsawan terkemuka di London. Di usiaku yang terbilang masih cukup muda, 18 tahun.
Sebagai pelayan pribadi.
Setelah bertahun-tahun menjalani pendidikan khusus, aku pun berhasil mendapatkan kesempatan mengabdi kepada keluarga bangsawan terkemuka di London. Di usiaku yang terbilang masih cukup muda, 18 tahun.
Sebagai pelayan pribadi.
Lukisan Nona Lucy
Langganan:
Postingan (Atom)